Rabu, 24 Februari 2010

SEGITIGA LAMBANG CINTAKU

OLEH : LELLY RATNA D [ IXA ]

Tak tahu kenapa aku jadi suka sama David. David itu anak terkeren di sekolah ku di SMA Nusa Bangsa, dia kelas XII IPA 3 dan banyak cewek-cewek yang pastinya suka sama dia termasuk juga sahabat ku sendiri. Tapi sahabat ku enggak tahu kalau aku juga suka banget sama David.


Mentari telah bersinar dengan terang, waktunya siap-siap untuk berangkat sekolah tapi kayaknya aku bakalan telat deh… karena pagi ini aku bangun kesiangan. Tanpa sarapan aku pun langsung beranjak pergi ke sekolah.

“Bunda, aku berangkat sekolah dulu !”

“Kamu enggak sarapan dulu din?” Tanya bunda pada ku

“Enggak usah bun, Dinda sarapan di sekolah aja, soalnya Dinda sudah telat. Dinda berangkat dulu ya bun, Assalamualaikum” kataku sambil mencium tangan bunda

“ ya sudah kalau begitu, Waalaikumsalam. Hati-hati di jalan nak!” pesan bunda


Setiba ku di sekolah, ku lihat gerbang sekolah hendak ditutup oleh pak penjaga sekolah. Kupercepat langkah kakiku untuk menuju gerbang. Tiba-tiba ada seorang cowok yang menabrak ku hingga buku-buku yang ku bawa berjatuhan dan berserakan di jalan. Ternyata, Cowok itu David, orang yang selama ini aku sukai.

“Aduh…!” keluhku kesakitan

“eh, maaf ya… aku gag sengaja soalnya aku buru-buru” ucapnya sambil membantuku menata buku-buku ku yang berserakan di jalan

“Enggak apa-apa, aku juga salah kok, aku kurang hati-hati jalannya!”

“Ya sudah kalau begitu, ayo cepetan kita masuk, keburu gerbang nya ditutup!” ajak david


Akhirnya, aku dan David mempercepat langkah kami menuju gerbang, Tapi usaha kami gagal karena gerbangnya keburu ditutup. Kami pun dapat hukuman dari guru BP karena kita terlambat. Aku dan David di hukum untuk berdiri di depan tiang bendera sampai jam istirahat tiba.


“eh David, ngomong-ngomong cowok sekeren kamu udah punya cewek apa belum sih..?” tanyaku penasaran

“sementara ini sih belum ada tapi ada satu cewek yang aku suka”

“siapa tuh ...?”

“Ada deh… rahasia dong!” jawab nya dengan sedikit senyuman

“ya, udah dech, kalau itu rahasia”

Lama aku dan David terdiam tiba-tiba David bertanya padaku.

“Dinda, aku boleh minta no hp kamu apa enggak?” pinta David dengan agak malu

“Boleh…!” jawab ku dengan sedikit senyuman

“Kalau gitu nanti malam aku calling kamu ya…!”

“Ok,” jawabku dengan mengacungkan jembol


Bel istirahat pun telah berbunyi dan hukuman ku dengan David telah usai, wakrtunya aku dan David kembali ke kelas masing-masing.

“hei din, gimana capek apa nggak?” Tanya laras, sahabat ku saat aku tiba di kelas

“ya capeklah… nama nya juga dihukum” jawab ku kesal

“masak sich capek? dihukumnya kan bareng si keren di sekolah kita” sindir laras

“Apanya yang keren, biasa aja kale…!” jawab ku mengelak

Tapi sebenernya David itu emang keren sih.. dan dia udah bikin aku jatuh cinta sama dia tapi, banyak banget cewek-cewek yang lebih cantik dari paca aku yang menyukai David tak terkecuali laras.

“Woi…! Jangan ngalamun dong… mikirin David ya?” hentak laras

“Idih enggak kog, ntar kamu jaloes lagi” godaku

“Emang sih tapi cuman dikit kog” ujar laras

“Ngapain joloes ama aku, aku gak bakalan suka ama David kok!” elakku

“ya.. bagus deh kalau gitu, kamu emang sahabat ku yang paling pengertian” puji laras

“ya iyalah siapa dulu, dinda gitu lho!”


Aku emang gag sebaik yang laras kira, aku juga gag pernah berfikir kalau aku jadi orang yang munafik karena cinta. Tapi aku juga sangat menyesal kenapa aku bisa menyukai cowok yang juga di sukai sahabat ku.


Tak lama kemudian bel masuk pun telah berbunyi, dan pelajaran pun dimulai tapi entah kenapa saat pelajaran dimulai pikiranku melayang pada David dan tanpa ku sadari ternyata dari tadi aku sudah diperhatikan guru.

“Dinda!” tegur bu ratih guru matematika ku

“Ya…Bu” ucapku dengan spontan

“Kamu kenapa? Kok ngelamun terus?”

“Aku tidak apa-apa bu!”

“Ya sudah kalau begitu, perhatikan penjelasan Ibu”

“Baik Bu”


Waktu terus merangkak dengan cepat tak ku sangka lonceng telah berdenting dan itu tanda nya waktu pulang telah tiba. Siswa-Siswi berhamburan keluar dari kelas nya masing-masing. Aku dan Laras langsung pergi ketempat biasanya, dimana kakak kami menjemput kami. Selang beberapa menit laras sudah dijemput kakak nya sedangkan kakak ku belum juga datang menjemput ku.

Lama aku menunggu tapi kakak ku tak datang-datang menjemput ku
Tiba-tiba David datang dan mengajak ku untuk pulang bersama, setelah aku pikir-pikir, akhirnya aku menerima tawaran itu.


Disepanjang perjalanan, aku bercanda ria dengan David tapi aku tersentak kaget ketika David menyatakan cintanya padaku.
“Dinda, aku cinta kamu!” ucap David denagan georogi
Seketika aku bungkam tak tahu harus menjawab apa, tiba-tiba aku sampai di depan rumah ku, tanpa berkata-kata aku langsung masuk kedalam rumah.


Malam pun tiba bintang-bintang yang bertaburan di langit dan bulan pun tersenyum padaku. Aku merebahkan diri di kasur mempertimbangkan tawaran David, aku bingung sebenarnya aku cinta sama David tapi, Laras juga cinta sama dia. Tiba-tiba HP ku berbunyi ternyata David menelpon ku dengan ragu aku mengangkat panggilan itu.

“Ada apa?” tanyaku Datar

“Dinda bagaimana dengan ucapan ku yang tadi siang?”

“Maaf David, aku gag bisa nerima cinta mu, karena Laras juga cinta pada mu.Jika kamu benar-benar cinta padaku, apa kamu mau berkorban demi aku!” ujar ku penuh perasaan

“Tentu, memang kamu mau aku ngelakuin apa?” balas nya dengan keyakinan

“Aku ingin kamu menjadi kekesih sahabat ku laras” pinta ku

“Tapi…”

“Kalu kamu enggak mau ya udah!” ucapku dengan ketus
dan aku langsung memutuskan telepon ku


Waktu berlalu begitu cepat, ku rasa baru sekejap ku memejamkan mata tapi pagi telah datang, aku tak tahu apa yang akan terjadi pada ku pagi ini.
Tepat pukul 06.30 aku berangkat ke sekolah, setibanya ku di sekolah ku lihat Laras sedang tersenyum dengan bahagia.

“Woi napain senyam-senyum sendiri? Lagi seneng ya?” tanyaku mengagetkan Laras

“ya iyalah aku seneng, siapa sih yang gak seneng kalu di tembak sang pujaan hati” jawab laras dengan semangat

Sejenak ku berpikir apakah itu David yang menembak Laras, untuk mendapatkan kepastian aku bertanya pada Laras.

“Ras, kamu di tembak siapa sih?” tanyaku penasaran

“Ya… Davidlah, siapa lagi kalau bukan dia” jawab laras spontan

Aku tersentak kaget, sesaat aku terdiam dan membisu, mataku terbelalak menahan air mata tak mungkin air mata itu terjatuh di depan Laras, hati ku hancur disayat-sayat aku tak kuasa menahan air mata, aku pun pergi meninggalkan Laras, aku berlari dengan air mata yang bercucuran. Aku menuju ke kamar mandi untuk menuangkan tangis ku, aku sadar ini memang kemauan ku. Aku berpikir lebih baik kehilangan kekasih dari pada kehilangan sahabat, walau menyakitkan hati.

14 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. SO SWEETTT, tp agak ganjal saat sampai di rumah. Saat sampai, koq langsung malam ?
    Makasihh.....

    BalasHapus
  3. persahabatan memang lebih penting daripada pacar

    BalasHapus
  4. ya menurut ku sudah bagus tapi di zaman sekarang pacar yang lebih di perhatiin

    BalasHapus
  5. males ah..komentar,salah siapa nulis kebanyakan.dah dulu yah aku mau komen yang lain.

    BalasHapus
  6. daripada ngrebutin david lebih baik cium dia langsung

    BalasHapus
  7. bagoez,tp klo penulisan huruf pertama harus besar......

    BalasHapus
  8. MENURUT KU APEKK NENGO,,,KEDAWAN AKU WEGAH MOCO YAK....???sABARRR YO lEL OJO NESU

    BalasHapus
  9. sebenarnya alur ceritanya bagus tetapi ini kok terlalu menghayall

    BalasHapus
  10. UDAH BAGUS........ kata -kata nyya puitis.........banget

    BalasHapus
  11. bagus...bagus...bagus...kayak'a sesuai perasaan kamu dech jadi lebih bagus lebih ada penghayatan.SUKSES Zz

    BalasHapus
  12. dah bagus kok,Q dah ga' bisa komentar pa2 lagi.

    BalasHapus
  13. Hai Lel!!!!!!!!!!!. Cerpennya dah bagus ,tapi penulisan namanya diperhatikan dong kalau nulis nama pakai huruf kapital. OCRE........

    BalasHapus